20100401

Parkit Carolina

Parkit Carolina

Status konservasi
Punah (1918?)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Psittaciformes
Famili: Psittacidae
Upafamili: Psittacinae
Bangsa: Arini
Genus: Conuropsis
Salvadori, 1891
Spesies: C. carolinensis

Nama binomial
Conuropsis carolinensis
(Linneaus, 1758)
Sinonim

Psittacus carolinensis Linneaus, 1758
Conurus carolinensis Lesson, 1831


Pajangan spesimen Conuropsis carolinensis, Museum Wiesbaden, Jerman

Parkit Carolina (Conuropsis carolinensis[1]) adalah stu-satunya spesies parkit yang asli berasal dari Amerika Serikat bagian timur. Binatang ini dulunya dapat ditemui di Lembah Ohio sampai Teluk Meksiko, dan tinggal di hitan tua sepanjang sungai. Parkit ini adalah satu-satunya spesies yang digolongkan ke dalam genus Conuropsis. Binatang ini dijuluki puzzi la nee ("kepala kuning") atau pot pot chee oleh penduduk Seminole dan kelinky dalam bahasa Chikasha (Snyder & Russell, 2002).

Spesimen liar terakhir dibunuh di Okeechobee County di Florida tahun 1904, dan spesies terakhir yang ditangkarkan mati di Kebun Binatang Cincinnati tahun 1918. Binatang ini merupakan spesimen jantan "Incas," yang mati sama dengan tahun pasangannya, "Lady Jane." Hal ini belum sampai tahun 1939, bagaimanapun, keristiwa ini menandai kepunahan Parkit Carolina.

Pada suatu hari antara tahun 1937 dan 1955, 3 parkit yang serupa dengan spesies ini terlihat dan direkam ketika berada di Rawa Okefenokee, Georgia. Namun demikian, American Ornithologists' Union menyimpulkan setelah menganalisis film tersebut, bahwa mereka salah mengira karena yang terekam adalah Parkit biasa yang bebas, bukan Parkit Carolina. Laporan tambahan mengenai penemuan spesies burung ini masih sering muncul di Kota Okeechobee sampai akhir tahun 1920an, tetapi tidak didukung oleh penelitian dan pembuktian terhadap keberadaannya.

Spesies ini merupakan jenis burung pengembara yang sangat langka di tempat-tempat tertentu yang jauh di utara hingga di Ontario Selatan. Beberapa tulang, termasuk bagian brutu ditemukan di Situs Calvert di Ontario Selatan yang berasal dari Parkit Carolina. Kemungkinan sisa-sisa tersebut mengungkapkan bahwa bagian spesimen tertentu diambil dari Ontario Selatan untuk digunakan dalam upacara adat. (Godfrey 1986).



-- Penyebab kepunahan

Parkit Carolina punah karena banyaknya ancaman terhadap spesiesnya. Untuk membuat area pertanian, area luas di hutan ditebangi, membuat habitatnya semakin terbatas. Bulu-bulunya yang beraneka warna (tubuh hijau, kepala kuning, dan warna merah di sekitar paruhnya) sering digunakan sebagai bahan dekorasi topi wanita, dan burung ini juga sering dijadikan sebagai binatang peliharaan. Burung-burung ini sangat mudah ditangkap, dan sedikit yang dibiakkan para pemiliknya. Akhirnya, mereka mati dalam jumlah besar karena para petani menganggap mereka sebagai hama, walau masih banyak petani yang memaklumi mereka atas penyerbuan terhadap lahan pertanian.

Faktor lain yang mendorong kepunahannya adalah kebodohan yang membuatnya selalu kembali ke lokasi dimana beberapa burung baru saja dibunuh. Hal ini mendorong lebih tinggi terjadinya penembakan oleh pemburu ketika mereka sedang mengumpulkan sekawanan burung yang mati dan terluka.

Kombinasi faktor ini mengekstirpasi spesies ini dari kebanyakan jangkauannya hingga awal tahun dari abad 20. Namun begitu, populasi terakhir tidak banyak diburu untuk makan atau bulunya, maupun diincar petani di pedesaan Florida yang menganggap mereka hama sebagai keuntungan burung itu yang menyukai lahan pertanian yang dengan jelas lebih berat dampaknya dari mereka lakukan terhadap plot kebun berskala kecil. Kepunahan terakhir dari spesies ini merupakan suatu misteri, namun penyebab yang hampir bisa dipastikan bahwa burung-burung itu kalah dengan penyakit unggas, seperti kematian mendadak spesies terakhir, sedikit, namun sehat dan memproduksi sekawanan burung-burung yang bersosial tinggi. Jika ini benar, seluruh fakta bahwa Parkit Carolina akhirnya ditoleransi untuk menjelajahi di sekitar pemukiman manusia yang membuktikan pelepasannya. (Snyder & Russell, 2002).

Di Louisiana, subspesies Parkit Carolina, C. c. ludovicianus[2], hampir sama warnanya dengan spesies utama, yang lebih hijau kebiru-biruan dan biasanya warnannya lebih lemah. Binatang ini juga punah karena sebab yang sama, hal ini diduga terjadi pada waktu-waktu awal (awal 1910-an). Appalasia menghilangkan spesies burung C. c. carolinensis dari wilayah Timur.



-- Di Museum

Sekitar 720 kulit dan 16 kerangka disimpan di musium seluruh dunia (Luther, 1996). Diperkirakan 49 spesimen telur di McKinley (1977) yang menerima 20 karena persetujuan dan 7 karena kemungkinan tepat yang diberikan spesies ini. 5 telur secara kontroversial terhubung dengan jenis ini yang dikoleksi di Florida pada 30 April , 1927 (Museum Negara Bagian Florida 87234 - 3 telur - dan 89434 - 2 telur). Ini tidak diterima secara sah McKinley (1977) berdasarkan ukuran mereka yang kecil dan penemuan awal koleksi, namun analisa molekular dapat dipastikan menentukan apakah ini merupakan telur nyata dari Parkit Carolina.

Sebuah fosil parkit, Conuropsis fratercula[3], diuraikan berdasarkan tulang lengan atas tunggal dari Formasi Teluk Sheep zaman Miosen (kemungkinan akhir Hemingfordian, c.16 mya, yang diyakini kemudian) dari Teluk Snake, Nebraska (Wetmore, 1926). Namun demikian, ini tidak sama sekali menentukan bahwa spesies ini tepatnya diberikan untuk Conuropsis ( Olson, 1985), namun beberapa pembuat mempertimbangkan ini merupakan paleosubspesies dari Parkit Carolina. Hal ini hampir disetujui salah pemberian distansi lama pada waktunya, dan kemungkinan berdasarkan pada kesalah pahaman tentang deskripsi asli tersebut. Di tempat itu, C. fratercula disebut suatu "subspesies baru" namun fratercula merupakan secara konsisten diterapkan sebagai suatu nama tingkatan spesies sepanjang publikasi, dan fosil disesuaikan dengan tepat begitu di dalam diskusi:“ "Spesies saat ini menjadi perhatian ganjil karena menunjukkan burung seperti bayan yang pertama dikenal untuk dideskripsikan sebagai fosil dari Amerika Utara." (Wetmore 1926; italics added) ”



-- Parkit di Amerika Serikat

Meskipun kepunahan Parkit Carolina menujukkan kehilangan atas parkit asli Amerika Utara bagian timur yang tidak dapat ditemukan lagi, dari 1960-an hingga seterusnya, spesies yang diajukan, Myiopsitta monacha, Parkit Monk, atau Bayan Quaker, mulai ditempatkan di beberapa negara bagian, seperti New York, New Jersey, Connecticut, Rhode Island, Illinois, Florida, Louisiana, dan Texas melalui ketidaksengajaan atau relasi yang disengaja. Koloni biasa kecil dari beberapa spesies bayan dan parkit lainnya sejak itu telah menempatkan diri mereka di berbagai lokasi di AS, termasuk di pusat keramaian kota Pasadena. Nuri Afrika telah menempatkan dirinya di wilayah metro Phoenix. Bayan paruh tebal Meksiko juga digunakan untuk dibawa ke Arizona sebelum populasinya turun di abad 20; yang berusaha mengajukan kembali mereka yang hingga saat ini tidak ditemui dengan beberapa kesuksesan yang sempurna.

Pinguin


Pinguin (ordo Sphenisciformes, famili Spheniscidae) adalah hewan akuatik jenis burung yang tidak bisa terbang dan secara umum hidup di belahan Bumi selatan.


-- Spesies dan habitat
Di seluruh dunia terdapat 17 hingga 19 spesies pinguin, tergantung pada apakah dua spesies Eudyptula dihitung juga sebagai spesies. Walaupun seluruh jenis pinguin awalnya berasal dari belahan bumi selatan, namun pinguin tidak hanya ditemukan di daerah dingin atau di Antartika saja. Terdapat tiga spesies pinguin yang hidup di daerah tropis. Salah satu spesies hidup di Kepulauan Galapagos (Pinguin Galapagos) dan biasanya menyeberangi garis khatulistiwa untuk mencari makan.


-- Ukuran
Spesies pinguin terbesar adalah Pinguin Emperor (Aptenodytes forsteri) dengan tinggi mencapai 1,1 meter dan berat 35 kilogram atau lebih.
Spesies pinguin terkecil adalah Pinguin Peri (Eudyptula Minor) dengan tinggi sekitar 40 cm dan berat satu kg. Secara umum, pinguin yang berukuran besar lebih dapat mempertahankan suhu tubuhnya sehingga dapat bertahan di daerah dingin, sementara pinguin yang berukuran lebih kecil biasanya ditemukan di daerah yang lebih hangat bahkan daerah tropis.


-- Makanan
Umumnya pinguin memakan krill (sejenis kerang), ikan, cumi-cumi dan hewan air lainnya yang tertangkap ketika berenang di laut. Pinguin dapat meminum air laut karena kelenjar supraorbital pada tubuhnya menyaring kelebihan garam laut dari aliran darah. Garam ini lalu dikeluarkan dalam bentuk cairan lewat saluran pernafasan pinguin.


-- Tingkah laku pinguin
Pinguin terlihat tidak takut dengan kehadiran manusia. Mereka akan mendekat pada kelompok peneliti yang sedang mempelajari mereka.
Namun satu bentuk pertengkaran besar antar pinguin akan terjadi jika seekor ibu pinguin kehilangan anaknya (karena tidak bisa bertahan dalam badai besar atau dimakan oleh hewan pemangsa). Jika seekor anak hilang, maka ibu pinguin akan "mencuri" seekor anak pinguin dari ibu pinguin yang lain. Tingkah laku ini menarik perhatian ilmuwan. Menariknya, pinguin-pinguin betina lain dalam kelompok pinguin tersebut tidak menyukai "pencurian" ini dan akan menolong dan "membela" ibu pinguin yang anaknya dicuri.


--Bentuk tubuh
Tubuh pinguin sangat sesuai untuk berenang dan hidup di air. Sayapnya merupakan pendayung dan tidak mampu untuk terbang. Di daratan pinguin menggunakan ekor dan sayapnya untuk menjaga keseimbangan ketika berjalan.
Setiap pinguin memiliki warna putih di sebelah dalam tubuhnya dan warna gelap (biasanya hitam) di sebelah luar tubuh. Hal ini berguna untuk kamuflase. Hewan pemangsa seperti singa laut dari dalam air akan sulit untuk melihat pinguin karena perutnya yang berwarna putih bercampur dengan pantulan permukaan air laut. Sedangkan permukaan gelap pada punggungnya juga menyamarkan pinguin dari pandangan hewan pemangsa di atas air.


-- Kemampuan berenang dan menyelam
Pinguin mampu berenang dengan kecepatan 6 hingga 12 km/jam bahkan pernah tercatat hingga 27km/jam. Pinguin yang berukuran kecil biasanya menyelam selama satu hingga dua menit dari permukaan air untuk menangkap makanan. Pinguin yang berukuran lebih besar, yaitu pinguin emperor bisa menyelam lebih dalam hingga 565 meter selama 20 menit.


-- Berjalan dan meluncur
Untuk menghemat energi, terkadang pinguin berjalan dengan kaki pendeknya atau meluncur di salju dengan perutnya.


-- Kemampuan penginderaan
Pinguin memiliki pendengaran yang amat baik. Jika berada di daratan, pinguin amat mengandalkan pendengarannya. Mata pinguin beradaptasi untuk penglihatan bawah air dalam mencari makanan dan menghindar dari pemangsa. Kemampuan daya penciuman pinguin hingga saat ini masih belum banyak diketahui dan membutuhkan penelitian lebih lanjut.


-- Jenis kelamin
Untuk melihat jenis kelamin pinguin sangat sulit, karena pinguin tidak memiliki kelamin eksternal. Akibatnya untuk membedakan jenis kelamin pinguin, manusia harus memakai teknik pemeriksaan kromosom/DNA.


bisa dpt di -->   http://id.wikipedia.org/wiki/Pinguin